RESENSI NOVEL “CITY OF
EMBER”
Judul :
City of Ember
Penulis : Jeanne DuPrau
Genre : Young adult, sci-fi, fantasy
Penerbit Asli : A Yearling Book
Tahun Terbit Asli : 2003
Penerbit Indonesia : Mizan Fantasi (PT Mizan Publika)
Penulis : Jeanne DuPrau
Genre : Young adult, sci-fi, fantasy
Penerbit Asli : A Yearling Book
Tahun Terbit Asli : 2003
Penerbit Indonesia : Mizan Fantasi (PT Mizan Publika)
Tahun Terbit Indonesia : 2009
Penerjemah : Sujatrini, Reno, Rien, Chaerani
No. ISBN : 978-979-433-561-1
Tebal : 311 halaman
Penerjemah : Sujatrini, Reno, Rien, Chaerani
No. ISBN : 978-979-433-561-1
Tebal : 311 halaman
Harga : Rp 35.000,00
Di kota Ember yang ada hanyalah malam hari tanpa bulan ataupun bintang. Begitu pula dengan 'siang', tak ada matahari ataupun langit biru. Siang adalah saat di mana genarator yang berada di jaringan pipa mengalirkan energi listriknya ke lampu-lampu jalan dan rumah-rumah penduduk kota Ember. Tak ada orang yang pernah datang ke Ember atau meninggalkan Ember. Selama lebih dari 200 tahun penduduk Ember seolah terkurung dalam kegelapan itu.
Ember
adalah nama kota yang memiliki tingkat kegelapan sepanjang malam. Ember
dibangun oleh para pendiri untuk jangka waktu 200 tahun, tak ada yang mengetahui
hari itu siang atau malam, yang ada hanya jam utama yang terletak di pusat
kota, tepatnya tempat kediaman Walikota. Para ilmuwan sengaja memindahkan
penduduk kebawah tanah karena lapisan udara di bumi dipenuhi racun. Ketika itulah para ilmuwan memilih untuk membuat generator dan para ilmuwan juga sudah memprediksikan kapan generator itu tidak akan
berfungsi lagi, mereka membuat
peta yang dimasukkan kedalam kotak yang
diberi waktu selama 200 tahun dimana kotak itu akan
terbuka jika waktunya telah tiba. Kotak waktu
itu diberikan kepada Walikota ember, secara
bergilir.
Kotak besi itu di aktifkan waktunya mundur dari 200
tahun. Dari tahun ke tahun kotak misterius itu berpindah tangan dari Walikota
lama ke Walikota yang baru, hingga mata rantai itu terputus pada pergantian Walikota
yang kesekian kalinya dan perhitungan waktu yang di set 200 tahun tadi telah
habis menjadi 0 (nol). Tetapi yang sangat disayangkan ketika kotak itu berpindah tangan dari Walikota ketujuh
yang sedang sakit batuk parah. Kotak itu ia rusak dengan palu karena ia
penasaran dan berharap kotak itu dapat menyelamatkan hidupnya. Tetapi kotak itu
tidak berhasil terbuka, hanya penyok. Dan sebelum dia berhasil mengembalikan
kotak itu dari tempat persembunyian resminya kembali atau memberi tahu
pewarisnya mengenai hal itu, dia meninggal. Kotak itu akhirnya tersembunyi di
lemari, terdorong di belakang beberapa tas tua dan tumpukan kertas. Di situlah kotak itu berada, luput dari
perhatian, tahun demi tahun, sampai waktunya tiba, dan kuncinya pelan-pelan
terbuka.
Mulanya
kota Ember yang dibangun oleh sekelompok orang yang disebut Para Pembangun itu
tampak baik-baik saja, namun seiring bertambahnya usia kota tersebut,
persediaan makanan dan barang-barang lainnya mulai habis. Keresahan menjalar ke
penjuru kota, ditambah lagi dengan mesin generator, satu-satunya mesin yang
dapat memberikan bahan bakar untuk menghidupkan lampu dan peralatan elektronik
lainnya, mulai tampak rusak. Pemadaman listrik sanga sering terjadi. Hingga
orang-orang ketakutan mesin itu akan mati dan tak akan menyala lagi. Karena
jika itu terjadi, artinya kota Ember akan mengalami kegelapan tanpa akhir.
Lina
Mayfleet adalah seorang anak berusia 12 tahun yang baru lulus sekolah, dan
sesuai peraturan di sana, anak-anak yang berusia 12 tahun harus pergi bekerja. Hari
ini adalah hari penentuan pekerjaan bagi lulusan murid-murid sekolah Ember.
Lina terlambat pada acara pelantikan itu, tapi dia cerdik diam-diam ia
menyelinap lewat pintu belakang panggung sehingga tidak diketahui oleh siapa
pun kalau dia terlambat. Tibalah saat penentuan pekerjaan. Pemilihan dilakukan
dengan jalan lotre. Para siswa/siswi diharuskan mengambil secarik kertas yang
diletakkan dalam kantong. Harapan Lina ingin menjadi pengantar pesan, tapi
keberuntungan tidak berpihak.
Berdasarkan
undian yang ia dapatkan dari Walikota Cole,
Lina terpilih menjadi mekanik pipa di mana pekerjaan itu bertugas memperbaiki
kerusakan jaringan pipa yang menopang kehidupan seluruh warga Ember bawah tanah.
Lina tidak menyukai pekerjaan itu, ia ingin menjadi pengantar pesan. Namun
pekerjaan itu justru diperoleh Doon Harrow, sahabatnya. Lalu tiba-tiba Doon meminta Lina untuk bertukar
pekerjaan, Lina sangat senang, ia tidak suka menjadi pekerja pipa, rasanya
pasti seperti terkubur di bawah tanah kota yang gelap dan lembab. Doon
menginginkan pekerjaan itu karena ia ingin menyelamatkan kota, ia pikir ia
dapat melakukan sesuatu dengan generator itu. Lina begitu bersemangat menjalani
tugas sebagai pengantar pesan kepada semua rakyat Ember yang membutuhkan.
Membawa pesan penting kepada orang yang penting termasuk Pak Walikota.
Namun, semakin hari keadaan di Ember menjadi semakin meresahkan, pemadaman terjadi semakin sering, dan persediaan bahan-bahan, seperti makanan kaleng, lampu, pensil, kertas menjadi semakin berkurang dan beberapa di antaranya bahkan telah habis. Hingga akhirnya, Lina tak sengaja menemukan kotak kecil berisi sebuah petunjuk rahasia yang sudah tersimpan lama di lemari baju di rumahnya. Ia menemukannya karena nenek Lina pada saat itu menyebut-nyebut kotak penting seperti mengigau, saat Lina menemukannya, kotak itu sudah terbuka dan isinya sebagian sudah di makan oleh Poppy , adik Lina yang berumur 3 tahun.
Namun, semakin hari keadaan di Ember menjadi semakin meresahkan, pemadaman terjadi semakin sering, dan persediaan bahan-bahan, seperti makanan kaleng, lampu, pensil, kertas menjadi semakin berkurang dan beberapa di antaranya bahkan telah habis. Hingga akhirnya, Lina tak sengaja menemukan kotak kecil berisi sebuah petunjuk rahasia yang sudah tersimpan lama di lemari baju di rumahnya. Ia menemukannya karena nenek Lina pada saat itu menyebut-nyebut kotak penting seperti mengigau, saat Lina menemukannya, kotak itu sudah terbuka dan isinya sebagian sudah di makan oleh Poppy , adik Lina yang berumur 3 tahun.
Nenek Lina begitu senang karena didalam kotak itu
terdapat petunjuk yang sangat penting. Tapi Nenek sudah tidak bisa mengingat
lagi apa isi dari kotak tersebut. Nenek berkata bahwa ia hanya ingat yang memiliki kotak itu adalah kakeknya yang
sudah meninggal, dengan kata lain adalah kakek buyut Lina. Kakek buyut Lina dulunya adalah seorang Walikota. Sampai
akhirnya Nenek meninggal karena sakit dan Lina belum memperoleh jawaban apa isi
dari kotak itu. karena penasaran, Lina akhirnya menyusun sobekan-sobekan kertas
itu menjadi satu, namun karena ada beberapa bagian yang hancur, Lina tidak bisa
membaca secara keseluruhan pesan di situ. Tapi Ia menyimpulkan bahwa pesan itu
penting, mungkin petunjuk agar kota Ember terbebas dari kehancuran, seperti
yang dikhawatirkan orang-orang.
Ia
kemudian mencari orang yang dapat mempercayainya, dan Ia hanya menemukan Doon
yang sebagai teman satu almamaternya . Lina
lalu meminta bantuan Doon untuk memecahkannya. Mereka berdua berusaha keras
mengartikan setiap kata yang ada dalam instruksi tersebut. Akhirnya, dengan
sedikit bantuan dari Clary, sahabat Lina, Lina dan Doon mengetahui bahwa
instruksi itu adalah instruksi untuk keluar dari kota Ember. Untuk dapat keluar
dari kota Ember mereka harus pergi ke jaringan pipa, lalu mengarungi sungai
yang ada di sana. Suatu hari mereka berhasil
menemukan petunjuk yang tertulis di dalamnya.
Ternyata Walikota selama ini telah mengkhianati
masyarakat kota Ember dengan menyelundupkan semua bahan-bahan yang ada di
gudang. Mereka menemukan sebuah ruangan yang berisi harta rahasia hasil curian,
dan disana ada Walikota Cole. Mereka juga tahu bahwa ada teman mereka yang
membantu pencurian itu. Mereka pun mencoba memberitahu kepada para penjaga kota
untuk segera menangkap Walikota dan mengumumkan kejahatannya kepada semua
masyarakat kota Ember . Tetapi mereka malah diburu oleh para penjaga kota untuk
ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara. Mereka dituduh
telah memfitnah Walikota Cole dengan berkata pada Asisten Penjaga bahwa Walikota
seorang pencuri. Poster-poster
penangkapan mereka pun di pajang di sepanjang jalanan kota. Mereka pun kini
harus berjuang secara sembunyi-sembunyi untuk menemukan jalur keluar kota Ember
yang semakin hari semakin sering terjadinya pemadaman dalam rentang waktu yang
sangat lama.
Tatkala
Lina dan Doon akhirnya menemukan arti kata dalam surat itu, Lina kemudian
bertugas untuk menemui Walikota, agar
pada saat acara menyanyi untuk kota nanti, Walikota bisa memberitahukan bahwa ada jalan untuk
keluar dari kota Ember. Ternyata
mereka menemukan Pak Walikota yang berada dalam ruangan rahasia yang penuh
dengan persediaan makanan. Lina melaporkan hal itu kepada penasihat Walikota
tapi apa? ternyata penasihat Walikota sudah mengetahui hal itu dan Lina di
seret ke ruangan Pak Walikota untuk di interogasi. Walikota
pun segera merebut kotak yang dibawa oleh Lina, tepat pada saat itu, lampu kota
semuanya padam dan Lina memanfaatkan hal itu untuk merebut kembali kotaknya
serta mengambil sebuah bandul yang dipakai oleh Walikota. Lina
berhasil melarikan diri dari Walikota.
Lina
kemudian segera lari, sebelumnya Ia menuju ke kerumunan warga untuk mencari
Poppy yang berada di kerumunan anak-anak. Akhirnya,
Lina dan Doon memutuskan untuk keluar dari Ember bersama Poppy melalui jalan
keluar yang telah mereka temukan tanpa sempat memberitahukan jalan keluar
tersebut kepada penduduk Ember. Lina, Doon, dan Poppy kemudian
menuju ke ruang pipa di mana disitulah instruksi di mulai. Mereka kemudian
mencari-cari pintu rahasia dan menemukan ternyata loker-loker yang selama ini
digunakan oleh Doon untuk
menyimpan barangnya adalah sebuah sampan. Mereka
kemudian dituntun hingga sampai di sungai bawah tanah, dan disitulah ada
instruksi lagi bahwa mereka harus menaiki sampan.
Doon dan
Lina akhirnya berhasil melewati rintangan dan mereka mendarat di sebuah gua. Setelah mengarungi sungai dengan sampan dan
berjalan di jalan yang menanjak selama berjam-jam, mereka akhirnya tiba di
tempat di mana mereka bisa melihat sinar
matahari, bulan, bintang, dan langit
biru. Dan mereka pun
berhasil mencapai permukaan bumi dan membuktikan bahwa generator bukanlah satu-satunya sumber energi yang ada
di dunia ini. Mereka tiba-tiba menyadari bahwa Ember sebenarnya ada di bawah
tanah!
Lina dan
Doon juga menemukan ada sebuah lubang yang dalam dan di dalam lubang yang dalam
itu, ada setitik cahaya yang merupakan kota ember, dari sana mereka bisa
melihat lampu-lampu kota Ember dari atas tanah. Mereka
memutuskan untuk memasukkan pesan ke dalam lubang itu, berharap agar seseorang
bisa menemukan pesan itu dan memberitahukan penduduk untuk bisa keluar dari kota Ember. Pesan
itu jatuh tepat di depan Bu Murdo, wanita yang mengasuh Lina dan Poppy
sepeninggal kedua orang tua Lina dan neneknya.
Salah
satu novel fiksi ini bisa dikatakan sangat menarik, patut kita beri apresiasi terhadap novel yang ditulis oleh Jeanne
DuPrau ini. The City of Ember merupakan buku pertama dari tetralogi Ember
yang ditulis oleh Jeanne DuPrau. Tetralogi Ember terdiri dari empat sekuel,
yaitu The City of Ember, The People of Sparks, The Prophet of Yonwood, dan The
Diamond of Darkhold.
Novel ini memiliki tema yang cocok dengan isi cerita, dengan
alur maju dan tidak berbelit-belit. Penokohan jelas. Susunan kalimat yang baik dan
gaya bercerita pengarang yang sederhana membuat pembaca mudah memahami isi
novel. Novel ini mempunyai kekuatan cerita yang menarik. Penuh dengan daya
hayal dan imajinasi yang tinggi. Novel ini dapat
membuat kita berimajinasi di luar
akal pikiran kita dimana mustahil peristiwa yang ada
di dalam novel
tersebut terjadi. Bayangkan saja
jika kita tinggal di bawah tanah yang sangat dalam
dan sama sekali tidak ada cahaya matahari, di
tempat tersebut hanya menggunakan energi generator
yang kita tidak akan tahu sampai berapa lama
generator
tersebut bertahan. Karena sekuat apapun
generator tersebut tetap saja tidak akan bisa
sehangat dan sehebat matahari yang mampu menyinari
dunia dengan tiada hentinya. Sangat
direkomendasikan untuk para penggila cerita fantasi dan fiksi sains (sci-fi).
Selain itu, novel ini juga memberikan peringatan kepada
manusia untuk tetap menjaga bumi ini dari kehancuran yang besar. Dalam novel
ini juga memberikan pesan yang menarik. Dimana sang penulis memberikan benang
merah yang menyatakan, kalau tetap berusaha pasti akan menemukan jalan keluar.
Sayangnya, akhir cerita terkesan menggantung. Apakah Bu Murdo memahami surat
itu dan akankah seluruh penduduk kota Ember melarikan diri? Pembaca harus membaca buku kedua dari
tetralogi Ember berjudul “The People of Sparks” untuk menemukan jawabannya.
Akhir kata, secara keseluruhan City of Ember sangat menyenangkan dan juga
mudah dicerna untuk siapapun yang ingin membaca fiksi ilmiah yang tidak terlalu
butuh pemikiran. Kita nantikan karya Jeanne DuPrau berikutnya.
Unsur Intrinsik
- Tema : Penyelamatan Manusia
- Alur : Maju
- Penokohan :
a.
Lina Mayfleet -->
·
Sayang kepada adiknya
Lina sangat menyayangi adik kecilnya itu sehingga dadanya
begitu sesak.
·
Pemberani
Lina dapat melakukan itu semua, bahkan jika tantangannya lebih
liar lagi. Dia meneriakkan tantangan terberat dari semuanya.
b.
Doon Harrow -->
·
Kekanak-kanakan
“Perilaku kekanak-kanakan! Murid-murid
seharusnya senang bekerja untuk kota mereka”
·
Terlalu serius
Doon menanggapi segalanya dengan
terlalu serius, seperti biasanya.
·
Tidak menganggap enteng setiap masalah
Namun, Doon tidak menganggap enteng
setiap masalah.
c.
Poppy -->
·
Lahap
Dia melahap beberapa wortel.
·
Iseng
Dia memasuk-masukkan wortel-wortel
lain di sela-sela sofa
·
Suka bermain
Poppy terus-menerus memainkan
benda-benda yang ditemukannya, keset, sendok sayur, sepatu usang dan memukul-mukul
benda itu ke lutut Lina.
d.
Walikota
Cole -->
·
Galak
“Diam!” bentak Walikota.
·
Jahat
“Tapi Walikota adalah orang yang melakukan kejahatan,” kata
Doon.
·
Pemarah
Dan teriakan marah Walikota menimbulkan suara keras yang
menutupi suara langkah Lina saat berlari ke pintu.
·
Suka mencuri
...Walikota saat dia sedang duduk sembari menikmati barang-barang
curian.
e.
Nenek Lina -->
·
Pelupa
Nenek sering lupa akhir-akhir ini,
tapi ini adalah kali pertama dia benar-benar melupakan Poppy.
·
Perhatian kepada Lina (menyemangati Lina)
“Kau akan jadi Pengantar Pesan yang
terkenal,” ucap Nenek. “Cepat dan terkenal.”
f.
Clary -->
·
Bisa menjaga rahasia
“Aku bisa menjaga rahasia”
·
Hati-hati dalam melakukan sesuatu
Dia tersandung, lantas jatuh
bersandar pada tubuh Clary. “Hati-hati”, kata Clary
g.
Bu Murdo -->
·
Rajin
Jika Bu Murdo datang, sepatu-sepatu
dibereskan dan disimpan, tumpahan air dilap dari mebel, dan Poppy selalu
mengenakan baju bersih.
·
Keibuan
Bu Murdo memperlihatkan sifat-sifat
keibuan yang sangat berbeda. Dia memastikan mereka semua menyantap sarapan yang
lezat pada pagi hari.
·
Jarang tersenyum
Tetapi dia cukup baik, meskipun dia
jarang tersenyum.
h.
Penjaga kota -->
·
Patuh kepada Walikota dengan melaksanakan perintah Walikota.
“Kami akan memegangmu erat-erat sampai kami membawamu ke
tempat tujuan.”
“Kami mencari seorang anak laki-laki bernama Harrow.”
·
Berpihak pada Walikota walaupun mereka tahu bahwa Walikota
jahat.
Para penjaga itu sudah tahu apa yang dilakukan Walikota.
Mereka tahu soal itu, dan ingin tetap merahasiakannya. Tapi kenapa? Sudah
jelas: para penjaga juga mendapatkan barang- barang dari ruang penyimpanan.
- Latar :
a.
Suasana :
·
Cemas
Aku cemas karena Walikota kita
mengambil barang-barang yang dibutuhkan warga untuk dirinya sendiri.
·
Kagum
“Masih membuatku kagum setiap kali
melihatnya.”
·
Gembira
Tapi tiba-tiba, dengan secercah
kegembiraan, Doon teringat: dia tidak perlu menunggu lampu menyala.
·
Tak keruan
Pikiran Nenek semakin tak keruan
saja.
·
Takut
Di dalam lubuk hatinya, momok
ketakutan mengacau.
·
Malu
Dan perasaan tersebut bercampur dengan rasa takut, malu, dan
kegelapan.
b.
Waktu :
·
Pukul lima
Pada pukul lima, Lina telah
menyampaikan tiga puluh sembilan pesan.
·
Pukul tiga lewat dua puluh
Pukul tiga lewat dua puluh, Doon mengambil tas sarung
bantalnya.
·
Besok
“Ayah akan tahu soal itu besok.”
c.
Tempat :
·
Jaringan Pipa
Pagi itu, Doon tiba di Jaringan Pipa
dengan penuh pengharapan.
·
Rumah di Jalan Calloo
Di sebuah rumah di Jalan Calloo,
Lina mengantarkan pesan kepada seorang laki-laki.
·
Alun-alun Garn
Saat dia tiba di alun-alun Garn,
terdengar sebuah suara.
- Sudut Pandang Pengarang : Orang ketiga serba tahu.
- Amanat :
a.
Kalau
kita berusaha, pasti akan menemukan jalan keluar dari sebuah masalah.
b.
Kita harus bijaksana dalam menyikapi segala sesuatu.
c.
Dalam menyelesaikan masalah, hadapi dengan kepala dingin.
d.
Jangan menyerah dalam menghadapi permasalahan.
e.
Jangan berpihak kepada pihak yang salah.
- Gaya bahasa :
·
Klimaks (pernyataan makin lama makin meningkat)
Di situlah kotak itu berada, luput dari
perhatian, tahun demi tahun, sampai waktunya tiba, dan kuncinya pelan-pelan
terbuka.
·
Retoris
(pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban)
“Kenapa aku tidak menyadarinya sebelumnya?”
“Dan kemudian apa yang akan terjadi?”
·
Hiperbola
(berlebih-lebihan)
Badannya begitu besar sehingga tangannya terlihat
kecil dan menjuntai.
Sebuah telinga yang tebal, sebuah pipi montok
kelabu, dan mulut ternganga berwarna keunguan.
·
Simile
(membandingkan dua hal berbeda tetapi dianggap sama)
Lizzie berjalan pergi terburu-buru, seolah
kesialan Lina adalah penyakit yang menular.
Unsur Ekstrinsik
- Nilai Moral :
a.
Kakak yang sangat menyayangi adiknya.
b.
Adik yang sangat menyayangi kakaknya.
c.
Anak yang sangat menyayangi adik dan neneknya.
d.
Sopan, hormat, dan patuh terhadap orang tua.
- Nilai Budaya :
a.
Adanya Hari Penugasan untuk memberikan pekerjaan kepada anak
usia 12 tahun menjelang lulus sekolah.
b.
Acara menyanyi yang diadakan setiap tahun di Kota Ember.
c.
Sekolah sampai umur 12 tahun.
d.
Pewarisan kotak berisi instruksi kepada Walikota pertama, dan
bergilir sampai Walikota berikutnya.
- Nilai Sosial :
a.
Berdiskusi untuk memecahkan suatu teka-teki.
b.
Musyawarah untuk memecahkan suatu masalah
c.
Mengemukakan saran, ide, pendapat untuk menyelesaikan masalah.
- Nilai Agama :
a.
Sabar dan tabah dalam menerima cobaan.
b.
Berdoa agar
sukses dalam pekerjaan.
c.
Berduka
cita jika ada seseorang yang meninggal.
buku the city of embernya beli dimana ?, uda nyari di beberapa toko online ga ketemu ketemu.
ReplyDeletecoba hubungi CP di http://tifshop.com gan Zaky
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete